Jumat, 08 Januari 2010

Seringkali Kita Meremehkan Tubuh Kita

Seringkali Kita Meremehkan Tubuh Kita


Dengan tingkat kesibukan yang tinggi dan juga semakin padatnya lalu lintas dihampir semua kota pada jaman modern ini, mengakibatkan kian sempitnya waktu luang kita untuk memperhatikan dan menjaga tubuh kita dalam kondisi yang prima, sehat jasmani dan rohani. Hal ini terutama bagi yang tinggal di kota-kota besar atau kota metropolitan. Bahkan cenderung terjadi pada kebanyakan orang, merasa sayang jika sampai kehilangan waktunya untuk memperhatikan pekerjaan atau kegiatan lainnya ,yang tidak berhubungan dengan kesehatan tubuh kita. Sebagai contoh, sering kali kita tidak sayang untuk mengeluarkan sejumlah uang terkadang nilai bisa jutaan rupiah hanya untuk mempersolek mobil kita, hand phone kita, dan lain sebagainya. Sebaliknya kita teramat sayang untuk mengeluarkan uang untuk membeli suplemen atau nutrisi dan atau seuatu yang terkait dengan pendukung kesehatan tubuh kita, yang mungkin harganya tidak lebih dari ratusan ribu.
Bahwa kita sering kali tidak sadar, kalau tubuh kita bukan hanya sekedar hiasan, ketika kita setiap hari berdiri dimuka cermin memamerkan tubuh kita. Sesungguhnya ada yang jauh lebih penting dan amat penting, bahwa tubuh kita adalah instrumen kehidupan kita. Dalam kondisi yang sehat, tubuh kita dapat melakukan aktifitas sehari-hari dan mengantarkan kita kemana-mana : pergi bekerja, pergi sekolah/kuliah, pergi berbelanja dan lain-lain. Dari tubuh kita, sudah berapa banyak rupiah yang kita hasilkan, dari tubuh kita ,kita dapat berpikir melahirkan karya-karya yang mendatangkan keuntungan dan kemanfaatan, baik untuk kita sendiri maupun untuk orang lain, dan barangkali juga mendatangkan rezeki bagi orang lain, dan keuntungan serta kemanfaatan lainnya yang tak terhitung banyaknya. Bahkan ada sebagaian orang yang lebih ekstrim, tubuh kita disamakan dengan mesin pencetak uang, sehingga dipacu sekeras-kerasnya untuk mencetak uang sebanyak-banyaknya….wouuh, tanpa disadari itu sama saja memacunya dirinya segera masuk keliang lahat.
Dan ada satu hal yang sering kali kita lupakan yaitu mengucapkan rasa terima kasih kepada tubuh kita pada saat kita bangun pagi dalam keadaan segar bugar. Mengapa demikian ? karena ucapan terima kasih yang senantiasa kita sampaikan kepada tubuh kita, mencerminkan kita menghargai tubuh kita yang telah menolong, membantu dan membahagiakan diri kita.
Tulisan ini saya sampaikan, karena pernah penulis rasakan sendiri pada kira-kira satu setengah tahun yang lalu ketika sinyal tubuh memberi kode kalau tubuh dalam kondisi lelah namun saya masih memaksakan diri tetap beraktifitas dan akhirnya membuat tubuh beraktifitas terbaring dua minggu di ranjang dan mengakibatkan berat badan turun drastis 6 kg, menurut dokter melalu general chekup tidak ada penyakit ( bersyukur ) dan setelah beristirahat total 2 minggu bersyukur sehat kembali. Untuk diketahui bahwa saya sebelumnya tidak memperhatikan asupan makanan dan mengkonsumsi suplemen dengan baik dan jauh dari keinginan berolah raga. Dengan pengalaman itu saya mulai memperhatikan dan menghargai tubuh, dengan secara rutin mengkonsumsi air putih (tidak dingin) yang cukup,suplemen/nutrisi, olah raga cukup, istirahat cukup, makan diusahakan tepat waktu,dan yang terakhir tidak berani lagi melawan sinyal atau kode lemahnya tubuh kita , walaupun ada keperluan yang sangat penting, tubuh harus diistirahatkan.
Pada akhirnya saya menemukan rumus sederhana, bagaimana kalau kita tetap mau sehat, yaitu senantiasa berterima kasih kepada tubuh kita, sehingga kita akan menghargai tubuh kita dan dengan demikian maka kita akan melakukan hal-hal yang utama untuk kepentingan tubuh kita seperti : merilekskan beban pikiran, mengkonsumsi cukup air putih, suplemen, makan dan istirahat secukupnya, kalau ada sedikit waktu olah raga secukupnya, dan yang terakhir jangan coba-coba melawan ketika sudah ada sinyal atau kode yang menunjukkan tubuh kita sedang lemah,harus istirahat.
sumber:http://kesehatan.kompasiana.com/2010/01/02/seringkali-kita-meremehkan-tubuh-kita/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar